WELCOME

Selamat bergabung... Nikmati:
Informasi, Analisa, Opini, Riset, Data tentang BIOLOGI LINGKUNGAN


Rabu, 23 Maret 2011

5 Tsunami Paling Mematikan di Jepang

gambar Tsunami Jepang

KOMPAS.com — Jepang adalah salah satu negara yang berada di wilayah Cincin Api Pasifik, wilayah sepanjang 40.000 km berbentuk tapal kuda yang membentang melewati Indonesia, Jepang, Cile, Meksiko, dan beberapa negara lain. Sebagai konsekuensi dari hal tersebut, Jepang berpotensi besar mengalami gempa bumi yang bisa berakibat tsunami.
National Geophysical Data Center National Oceanic and Atmospheric Administration (NGDC NOAA) mencatat, beberapa gempa di Jepang telah mengakibatkan tsunami yang mematikan. Jika ditotal, lebih dari 100.000 orang tewas akibat gempa diikuti tsunami. Terakhir, tsunami terjadi pada Jumat 11 Maret 2011 setelah gempa berkekuatan 9 mengguncang negeri itu.
Berikut merupakan daftar tsunami paling mematikan berdasarkan data NGDC NOAA. Tsunami yang pertama kali terdata lembaga itu terjadi pada 29 November 684 dengan ketinggian gelombang mencapai 3 meter, terjadi akibat gempa 8,4 magnitude di Nankaido. Daftar tsunami paling mematikan di Jepang di bawah ini belum mencakup tsunami Jumat lalu.

1. Tsunami tahun 1498 Tsunami paling mematikan di Jepang terjadi pada 20 September 1498 dengan sumber dari wilayah Laut Enshunada. Tsunami terjadi akibat gempa 8,3 magnitude. Sebanyak 31.000 orang tewas dalam bencana alam ini, disertai rusak parahnya 1.000 rumah di wilayah sekitar.
2. Tsunami tahun 1707 Tsunami kedua paling mematikan terjadi di wilayah Nankaido pada 28 Oktober 1707, lebih kurang pada pukul 05.00 pagi. Korban tewas mencapai 30.000 orang dengan 29.000 rumah hancur. Tsunami ini terjadi akibat gempa 8,4 magnitude.
3. Tsunami tahun 1896 Tsunami mematikan selanjutnya menewaskan 27.122 orang, melukai 9.247 orang, dan merusak 11.000 rumah. Tsunami terjadi pada 15 Juni 1896, lebih kurang pada pukul 10.33 waktu setempat. Tsunami terjadi terjadi di wilayah Sanriku dan merupakan akibat dari gempa berkekuatan 7,6.
4. Tsunami tahun 1771 Tsunami ini terjadi di Ryuku Islands setelah gempa berkekuatan 7,4. Tepatnya, tsunami terjadi pada tanggal 24 April 1771. Tsunami menewaskan 13.486 jiwa dengan jumlah kerusakan rumah mencapai 3.237 unit.
5. Tsunami tahun 1586 Tsunami ini menewaskan 8.000 orang. Tsunami terjadi di Pantai Ise, tepatnya pada tanggal 18 Januari 1586. Tsunami terjadi akibat gempa berkekuatan 8,2. Tidak ada catatan tentang jumlah rumah yang hancur dan waktu persis kejadian tsunami tersebut.
Sejauh ini, telah terjadi 345 tsunami. Sementara itu, tsunami yang terjadi Jumat lalu adalah tsunami terakhir yang terdata dan berdasarkan data terkini telah menewaskan 2.000 orang lebih. Koreksi terakhir oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Jepang, tsunami terjadi akibat gempa 9 magnitude ***


Sumber: @Kompas.com
Penulis: Yunanto Wiji Utomo | Editor: A. Wisnubrata

EARTH HOUR; Matikan Lampu Satu Jam pada 26 Maret

SAVE our ONE EARTH
 Yunanto Wiji Utomo | Editor: Tri Wahono/
KOMPAS.com — Tahukan Anda tentang Earth Hour? Perayaan Earth Hour merupakan sebuah gerakan global untuk mengajak individu, komunitas, praktisi bisnis, dan pemerintahan di seluruh dunia untuk mematikan lampu dan alat elektronik selama 1 jam.Perayaan Earth Hour dilaksanakan setiap hari Sabtu minggu ketiga pada bulan Maret. Pelaksanaannya dilakukan mulai pukul 20.30-21.30 waktu setempat. Tahun ini, perayaan Earth Hour jatuh pada tanggal 26 Maret 2011.
Awalnya, perayaan ini adalah kampanye kolaborasi WWF Australia, Fairfax Media, dan Leo Burnett untuk kota Sydney, Australia. Tujuannya  untuk mengurangi emisi gas rumah kaca di kota itu sebanyak 5 persen pada 2007. Hingga tahun lalu, 128 negara telah terlibat perayaan ini.
Nyoman Iswarayoga, Director Climate and Energy Program WWF Indonesia, mengatakan, "Tahun ini ada yang berbeda dari perayaan Earth Hour. Jika tahun lalu hanya 60, maka tahun ini jadi 60+. Artinya, setelah 60 menit mematikan lampu selanjutnya menjadi gaya hidup."
"Kita mengharapkan, setelah perayaan Earth Hour orang bisa menyadari perlunya penghematan pemakaian energi. Orang bisa mengubah gaya hidupnya," lanjutnya dalam konferensi pers perayaan Earth Hour di Sheraton Media Hotel & Towers, Jakarta, Selasa (1/3/2011).
Untuk merangkul sebanyak mungkin individu, WWF Indonesia mengadakan road show di beberapa kota, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, dan Bali. Road show bertujuan untuk merangkul komunitas agar bisa membantu menggerakkan masyarakat sekitar berpartisipasi dalam Earth Hour.
Setelah Earth Hour, Nyoman mengajak setiap orang untuk mengubah gaya hidup dari tindakan kecil. "Misalnya kita bisa tahu apakah lampu yang menyala di rumah atau kantor sebenarnya diperlukan atau tidak. Lalu kalau ke supermarket bisa bawa tas sendiri atau harus minta tas plastik," paparnya.
Perubahan gaya hidup, menurut dia, bisa dimulai di tingkat perusahaan ataupun rumah tangga. Budaya perusahaan yang diperkenalkan kepada karyawan bisa dibawa dan ditularkan karyawan ke tingkat rumah tangga dan lingkungan sekitarnya. Mekanisme sebaliknya pun bisa terjadi. Ayo rayakan 60+ Earth Hour!